Selasa, 15 April 2014

Berganti wajah baru. Ya, karena stuck itu membosankan :)
Bukan, bukan karena apa-apa. Bukan karena tidak konsisten atau tidak setia. Terkadang perubahan itu diperlukan, dan memang diperlukan. Untuk suasana saja. Apapun itu, jika ada yang berubah tetap pengaruh lho dihati :)
Ya, seperti halaman ini. Bosan dengan yang polosan. Hari ini aku memutuskan untuk mengganti latar yang biasanya putih-biru menjadi sebuah gambar bangunan yang maha megah. Golden Gate yang bukan emas. Golden Gate yang maroon. Golden Gate dengan kabut yang setia lekat padanya sepanjang tahun. Golden Gate yang, ah, tempat yang tak kalah romantis dari Menara Eiffel yang selalu dipuja-puja para pelaku cinta. Golden Gate dalam cerita, dalam gambar, dan dalam film-film khas Amerika itu konon katanya keindahannya tidak menipu. Apa yang dilihat melalui gambar, apa yang ada dalam film, seperti apa romantisnya tempat itu diceritakan, ya begitulah Golden Gate (dan San Francisco) pada kenyataannya.
Ya, karena sebuah puisi karya Sapardi Djoko Damono dan gubahan puisi tersebut menjadi musik puisi, ruh romantisme Golden Gate seakan menjadi melekat dalam benakku. Seperti ini puisinya

Kabut yang likat
dan kabut yang pupuh
lekatkan gerimis pada tiang-tiang jembatan

matahari menggeliat dan kembali gugur
tak lagi dilangit

-B-
15/4/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar