Jumat, 01 November 2013

Tentang yang diajarkan jarak dan waktu (puisi)

Tentang yang diajarkan jarak dan waktu

:untukmu, di kota B



Sebagaimana aku ingat tentang hujan
Yang mengirimkan badai rindu disetiap rinainya
Dan tentang samudra
Yang menyekap kenangan dalam gulungan ombaknya
Dan membenturkannya pecah pada karang
Sebagaimana aku mengingat malam-malam tak menjenuhkan
tentang dongeng perjalananmu

sebagaimana aku begitu dalam mengingatmu
dalam kutipan sajak seorang penyair dari kampungmu
yang selalu kau gemakan dalam ceruk ceruk hatiku
sejak kau angkat lagi sauhmu dan berlayar pada samudramu yang luas

‘Karena jarak mengajarkan rindu’[1]
Begitu kau kutip kerinduan penyairmu
Dan kau sadur untuk hatimu yang merindukan kisah dan perjalananmu
dan jiwa-jiwa yang menemani dalam tiap labuhmu

Dan kini aku mengutip penyairmu
Mengutip rindu yang diajarkan jarak, dan dirimu
Ku sadur di malam-malam yang kehilangan cerita tentangmu
Meniupkannya pada angin pantai utara dan senja yang begitu jingga
Berharap ia sampai di kotamu dan menjumpaimu dalam desirnya
Tak lupa ku titipkan pula pada hujan November yang akan menemuimu dalam rinainya

Dan hujan November telah berubah
Musim ke tiga ini tak lagi sama
Tak hanya gunung dan samudra
Waktu pun menyemai jarak diantara kita

Karena waktu mengajarkan untuk mengenang



Jogja, saat mengenang perjumpaan denganmu


[1] Kutipan sajak ‘Pledoi Malin Kundang’ karya Indrian Koto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar