Minggu, 21 April 2013
Aestus Kehidupan [puisi]
Senja turun diufuk barat
kuamati dari tempat air bertransisi
menghayati aestus kehidupan
yang penuh endapan kenangan
Bukan,
bukan hanya kenangan
masih ada arus disini
arus kehidupan
bagi raga yang t'lah renta
setelah menelusuri waktu
yang menjadi purba
Kehidupan mulai payau
seiring purbanya kenangan
dengan sayatan-sayatan
yang mulai terasa perih oleh garam
yang sedikit demi sedikit
menggantikan nyawa yang bening
dan raga ini mulai terbiasa menahan
pahit dan pedih kenangan
[petikan rangkaian kalaborasi "Air Kehidupan"]
Kamis, 18 April 2013
::rindu padamu sejukku, yang menghilang berminggu-minggu [puisi]
::rindu padamu sejukku, yang menghilang berminggu-minggu
rindu mengetukngetuk seperti rintik hujan yang jatuh diatap rumah
menghujani hati dengan tusukantusukan beningnya
inginku kau tau
rindu padamu belum dan takkan pernah tuntas
tapi membingungkan
seperti tiaptiap kata yg setiap hari kita tuliskan, di tiap menit yg kita lakukan
yg kuinginkan dlm pesanku adl kita bertemu,berdua..
tapi kini kau lebih sering menghilang dari biasanya
meninggalkan waktu kita
dan aku masih terjebak dalam kita
rindu mengetukngetuk seperti rintik hujan yang jatuh diatap rumah
menghujani hati dengan tusukantusukan beningnya
inginku kau tau
rindu padamu belum dan takkan pernah tuntas
tapi membingungkan
seperti tiaptiap kata yg setiap hari kita tuliskan, di tiap menit yg kita lakukan
yg kuinginkan dlm pesanku adl kita bertemu,berdua..
tapi kini kau lebih sering menghilang dari biasanya
meninggalkan waktu kita
dan aku masih terjebak dalam kita
Senin, 15 April 2013
CoffeLovelatte [mini story]
Perasaan kita butuh waktu untuk
saling mengerti. Aku tak ingin tergesa-gesa meninggalkan kita. Aku ingin kita
yang dulu. Aku ingin pundakmu.Aku ingin usapan jemarimu membelai kepalaku.
Seperti malam itu.
Lalaki, kau tanam seperti benih
kopi dalam hati ini. Dalam setiap kata-kata, hangatmu membelai perasaanku.
Mengajakku menikmati seduhan yang ku ramu dalam jarak. Aku terlambat menyadari bahwa
aku meramu secangkir cinta yang hangat
dan manis untukmu. Seduhan yang harumnya semakin membuatku tak bisa membedakan
aroma kopi dan feromon.
"Jangan tergesa-gesa.
Nanti keburu menjadi dingin dan manisnya tinggal getir!" Itu nasihat
pertamaku pada diriku sendiri.
Aku ingat. Kopi tetap
memiliki asal rasanya. Pahit. Meskipun gula-gula mengalir setiap hari dalam
surat-surat kita.
Dalam jarak dan waktu aku
ingin menatap matamu, menatap dengan sangat dalam dan mencari kejujuran.
Mencari kepastian sambil terus menunggu kau mengambil cangkir itu dan menyesap
rasanya.
Rindu ini mendidih karenamu!
Jarak terlalu lama
membuatku menunggu tanpa kepastian. Sudah terlalu lelah aku mengaduk hingga
benar-benar campur aduk. Aku hanya menunggumu untuk berkata, “berhentilah agar
perasaanmu tak ikut teraduk!” sambil kau mengambil racikan yang teraduk waktu
ini.
Asal kau tahu, hingga kini
masih terselip namamu dalam setiap doaku. Seperti menyeduh dan meniupi original coffe. Rela meski pahit ketika
ku sesap. Aku tahu.
Senin, 01 April 2013
Catatan Cinta disebuah Pagi [a chapter]
Mari di waktu yang sempit ini sedikit berbagi tentang sebuah topik yang tak akan pernah basiuntuk dibahas.
Ehm, curhat?
Mungkin iya...
Jadi ini tentang perasaan yang terlalu sulit untuk ditolak keberadaannya. aku tak pernah berfikir untuk memilih mencintai si A, B, atau C. semua datang begitu saja dan tiba-tiba. tapi bukankah memang begitu tentang kedatangan cinta, sayang, atau apalah itu kalian menyebutnya.
yang aku tau jika aku begitusaja didatangi perasaan itu, aku menjalankannya dengan tulus dan rela untuk melakukan apapun demi kebaikannya. seperti saat ini. aku tak pernah ingin melihat Samudra depresi dipulau seberang sana meskipun aku tau entah dia akan kembali ke kota kecil ini lagi atau tidak. aku masih tetap menunggu [entah menunggu apa] dan terus mendoakannya. atau dengan ParangJati-ku. perasaan yang tiba-tiba muncul seiring waktu yang membuat aku dan dia terlalu sering bertatapan dan berkomunikasi tanpa bersuara. masa-masa aku dan dia begitu dekat lewat sebuah pesan elektronik ketika jarak harus memisahkan kita beberapa saat, dan ketika semua salahtingkah yang ada semenjak saat itu. namun kini semua seperti berlalu keadaannya. tolong digarisbawahi, yang berlalu adalah keadaannya, tetapi hatiku tidak. aku tak meminta ParangJati-ku menjadi sosok yang sempurna atau seperti apa. tapi yang ingin aku lakukan hanyalah selalu memantau keadaannya, kesehatannya, kuliahnya, memastikan ia tak kelaparan dan tidur ditempat yang layak. iya, dia memang seorang nomaden yang keras kepala seperti kakakku dulu ketika kuliah. aku tidak ingin membuat ia menjadi sempurna. aku hanya ingin bersama-sama dia menjadi anak yang lebih baik. itu saja.
AKU SAYANG..
iya, benar-benar sayang sampai aku tak ingin ada hal sekecil apapun melukainya.
Perasaanku tak berubah, keadaan yang berubah, aku tak tau apakah ia juga berubah. tapi aku tak pernah bisa menyampaikan perasaanku. Dia yang aku sayang selalu berada dalam posisi yang lebih tinggi dariku -seperti apapun kodisinya yang sesungguhnya-.
Tuhan, berikanlah yang terbaik untuknya. Sayangku masih meluap-luap untuk selalu mendoakan keselamatannya dan kebaikannya. Tuhan, kau tau yang paling baik untuk kisahku maupun kisahnya.
Biarkan aku nikmati masa-masa saat menyayanginya ini meski dengan pengorbanan. Sampai kau tentukan siapa yang sudah Kau catatkan untukku dan untuknya, atau untuk kita.
Dengan kecupan hangat di pagi yang menantikan mentari
semoga kau bangun dengan segala kebaikan
Amin
-B-
Selamat Ulang tahun untuk kalian lalaki maret
Langganan:
Postingan (Atom)