Selasa, 27 Mei 2014

Night Lover Dreamer (puisi)


Hai kekasih yang kumiliki dalam sajak
Betapa indahmu tak putus mengalir
Dalam derasnya sungai kata
Yang mendeburkan zikir-zikir namamu dikedalamannya
Hai kekasih yang kumiliki dalam setiap alpaku dari terjaga
Dan yang kupuja dalam sadar
Betapa setiap hari kulihat awan mengirimkan kapas-kapas kelembutan
Dari hatimu yang terdalam sebagai seorang insan
Hai kekasih,
Yang masih disiulkan namanya
Bersama sepoi dan badai
Yang tak pernah luput dariku
Aku bertahan dalam keyakinan
Menangkap kau pada intinya
Agar kau paham betapa aku tetap mencintaimu
Dimanapun kau
Seperti apapun kau
Dan hatiku tak henti meneriakkan
Ajak aku bersamamu! Ke lautan bebas atau ke padang gersang!
Dan aku takkan meninggalkan hatimu
Aku bersedia menemanimu menemukan oase atau pulau untuk tinggal
Wahai kasihku yang masih membatu
Nyaring siulmu telah bertiup jauh dan melenakanku
Keluarlah kau dari sajak
Dan kita bersama menarikan cinta
Bukan hanya melalui pena

Jumat, 02 Mei 2014

Selamat Pagi, Aku Rindu Kalian

Halo dunia.

Selamat pagi yang terlalu pagi. Aku sedang rindu. rindu pada seseorang, tepatnya aku juga mencemaskannya. Dia yang beberapa waktu terakhir selalu menemani kegelisahanku. Berbaik hati menjadi orang yang selalu aku hadapkan pada muka jutek-ku. Aku tahu, pasti suatu saat nanti jika setiap hari aku selalu jutek padanya, dia juga pasti akan lelah. Aku tahu. Mungkin sekarang seperti itu.

Tapi begini. Dia saat ini (sudah lama juga sebenarnya), ah, entah apa yang sedang dipikirkannya aku tak tahu. Aku hanya bisa menebak-nebak saja. Aku memang bukan orang yang peka terhadap keadaan seseorang. Jika aku tahu pun, aku juga tak tahu harus bagaimana. Aku hanya berpikir dia sedang ada masalah dengan orang yang dia suka (dan aku tidak tahu siapa gadis yang dia suka). Sedih setiap melihat dia (menurutku) sedih karena gadisnya itu. Ah, memang kebiasaanku terlalu mencemaskan perasaan orang-orang yang baik padaku, termasuk waktu itu aku juga pernah mencemaskan Samudra yang patah hati pada gadisnya diseberang sana. Meskipun ngilu di hati, sering aku tidak terima jika ada yang menyakiti hati dan mematahkan semangat Samudra. Pun mungkin ini juga yang sedang terjadi pada teman baikku ini.

Mereka, orang-orang yang sedang aku cemaskan itu adalah orang-orang yang berbaik hati padaku untuk bisa menghilangkan kegelisahanku. Aku pun berharap bisa menjadi teman yang baik untuk mereka. Bisa menemani dan menghilangkan kegelisahan mereka. Suatu kegembiraan tersendiri bisa membuat orang lain senang. Tapi, apa aku terlalu bodoh untuk tak tahu caranya? Nyatanya sekarang aku sedih karena tak bisa menjadi teman yang baik untuk mereka yang sudah berbaik hati padaku, termasuk seorang ini. Entah kenapa aku tidak bisa menjadi seperti apa yang mereka lakukan untukku.

Kamu tahu rasanya seperti itu? Aku merasa, mungkin aku hanya merepotkan kalian saja saat aku sedih, tapi aku tak bisa menghibur kalian saat kalian sedih. Betapa tak bergunannya aku. Seolah-olah, 'siapa kamu sok ikut campur'. Duh, sakit rasanya (memikirkannya). Entah seperti itu atau bukan, tapi pasti aku akan menjauh saat merasa seperti itu. Karena aku takut. Takut aku hanya merepotkan dan mengganggu.

Ah, betapa sulitnya menjalin pertemanan yang indah seperti dalam cerita-cerita. Betapa sulitnya menjadi orang yang bisa membuat orang lain bisa tersenyum, bahagia, atau paling tidak menjadi pendengar yang bisa meringankan apa yang mereka pikirkan. 

Iya, aku rindu padanya. Juga pada 'teman-teman' yang pernah membuatku menghindari mereka. Tapi sekarang, entah kenapa semua jadi canggung rasanya.

Apa harus bertahun-tahun lagi untuk memperbaiki semuanya? Kenapa aku terus-terusan merusak sesuatu yang sudah ada. Kenapa aku tak bisa mempertahankannya? Kenapa sulit untuk menjaganya?

Kalian, aku hanya ingin jadi teman lagi, teman yang baik untuk kalian.