I.
PENDAHULUAN
Poster
merupakan sebuah karya seni atau desain grafis yang memuat gambar dan huruf
yang dituangkan dalam kertas berukuran besar.
Pengaplikasiannya ditempel di dinding atau tempat datar lainnya untuk
mendapat perhatian mata sekuat mungkin. Poster biasanya digunakan sebagai
sarana iklan, propaganda, sosialisasi, maupun dekorasi.
Makalah
kali ini akan menganalisis salah satu jenis poster yang masuk dalam jenis
poster iklan tepatnya iklan pertunjukan atau publikasi sebuah event. Poster yang bertujuan untuk iklan,
publikasi atau mempromosikan sesuatu tentu dibuat semenarik mungkin baik dari
segi tampilan maupun bahasa yang digunakan agar menarik para calon konsumen
maupun penikmat. Salah satu poster yang sering menarik perhatian adalah
poster-poster publikasi dari acara tahunan yang bertajuk Jagongan Wagen yang
dilaksanakan oleh Padepokan Bagong Kusudiarjo yang bekerjasama dengan Djarum
Foundation. Sehingga makalah kali ini akan fokus pada penggunaan bahasa serta
bentuk dari sebuah bentuk wacana poster publikasi berbahasa Indonesia.
Analisis
dari poster-poster Jagongan Wagen ini akan dititikkan pada penggunaan bahasa
serta skema atau bentuk dari poster publikasi tersebut sehingga menjadi poster
yang menarik.
Pengambilan
bahan yaitu foto-foto poster acara Jagongan Wagen yang disebar melalui media
internet. Meskipun bahan berasal dari internet, namun poster-poster yang
ditempel di dinding-dinding publikasi sekitar Yogyakarta pun sama persis dengan
apa yang disebar melalui media internet.
II.
KAJIAN TEORI
Istilah wacana berasal dari bahasa
Sansekerta wac/wak/vak, yang artinya berkata, berucap (Douglas dalam Mulyana,
2005: 3).. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan bentuk menjadi
wacana. Jadi, wacana adalah unit linguistik yang lebih besar dari kalimat
atau klausa.
Dalam Kamus Bahasa Jawa Kuno-Indonesia
karangan Wojowasito (1989: 651), terdapat kata ‘waca’ yang berarti ‘baca’ dan
u/amaca yang artinya ‘membaca’, pamacan (pembacaan), ang/mawacana (berkata),
wacaka (mengucapkan), dan wacana yang artinya ‘perkataan’
Poster adalah selembar kertas besar yang
didesain untuk dipasang di dinding atautermukaan vertikal lainnya. Biasanya
poster terdiri atas dua elemen, yaitu teks dan gambar, namun bisa juga berisi
teks atau gambar seluruhnya. Poster
didesain sedemikian rupa agar mampu menarik perhatian dan sarat informasi.
Poster dapat digunakan untuk berbagai tujuan dan merupakan alat yang efektif
bagi para pengiklan (untuk mengiklankan acara, musisi, dan film), politikus,
atau siapapun yang ingin mengkomunikasikan suatu pesan (Kusuma, 2009: 9).
III.
METODE PENELITIAN
Metode
yang dihunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dijelaskan oleh
Arikunto dalam Mulyana (2005: 83), metode deskriptif dapat digunakan untuk
memerikan, menggambarkan, menguraikan, dan menjelaskan fenomena objek
penelitian. Dalam kajiannya, metode ini menjelaskan data atau objek secara
natural, objektif, dan faktual (apa adanya).
Metode
deskriptif yang digunakan untuk meneliti wacanya umumnya berusaha membuat
klasifikasi objek penelitian.hasil klasifikasi selanjutnya dianalisis secara
deskriptif (Mulyana, 2005:83).
IV.
PEMBAHASAN
Jagongan
Wagen adalah sebuah acara pagelaran dan apresiasi seni pertunjukan yang
menampilkan empat bidang seni yaitu musik, tari, teater, dan pantomim. Pertunjukan
ini diadakan rutin tiap bulan. Pertunjukan hasil kerjasama dua lembaga besar yang berbeda ranah yaitu Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, sebuah
yayasan nirlaba yang besar yang bergerak
dalam bidang seni budaya serta Djarum Foundation yang merupakan program Bakti
Pada Negeri dari PT. Djarum yang bergerak untuk mendukung Indonesia di bidang
sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan, dan budaya.
Secara
umum poster publikasi acara Jagongan Wagen yang diadakan setiap 35 hari sekali
ini sederhana, mudah mendapatkan perhatian dari mata, dan memiliki pola yang
sama. Ada sembilan bagian yang selalu ada yang menjadi struktur dalam tiap
poster publukasi acara Jagongan Wagen, yaitu:
1. Sponsor Utama
dalam hal ini program Bakti Budaya Djarum Foundation.
2. Nama Program
Acara yaitu Jagongan Wagen
3. Judul Pertunjukan
yang disesuaikan dengan pertunjukan yang akan dipentaskan
4. Ilustrasi yang
mendukung judul
5. Nama-nama Seniman
yang mengisi pertunjukan pada hari tersebut
6. Hari, Tanggal, dan Waktu
pertunjukan
7. Alamat diadakannya
pertunjukan, dalam hal ini alamat dari Padepokan Seni Bagong Kussudiarja
8. Harga Tiket Masuk (HTM)
yang digratiskan
9. Lambang Padepokan Seni Bagong
Kussudiarja beserta Jaringan informasi yang bisa digunakan untuk menghubungi Yayasan
Bagong Kussudiarja (YBK) meliputi nomor telepon, alamat website, alamat e-mail,
dan alamat jejaring sosial.
Pembahasan
kali ini akan dimulai dari hal-hal yang ada disemua poster publikasi baru
kemudian kita sempitkan kedalam empat bagian sesuai bidang pertunjukan yang
dipertunjukkan dalam Jagongan Wagen yaitu Tari, Musik, Teater, dan Pantomim.
1. Sponsor Utama
Sponsor
utama acara atau pertunjukan ini sudah jelas yaitu Program Bakti Budaya Djarum
Foundation. Ditampilkan dengan lambang Bakti Budaya Djarum Foundation yang
sederhana karena hanya terdiri dari tulisan Bakti Budaya Djarum Foundation dengan pilihan font (jenis huruf) yang juga sederhana.
Font
huruf pada kata Djarum dibuat sama dengan font
PT. Djarum yang sudah akrab di mata konsumen karena terdapat dalam
kemasan-kemasan rokok yang dikeluarkan oleh PT. Djarum. Hal itu dimaksudkan
untuk menunjukkan bahwa program ini didukung sepenuhnya PT. Djarum. Tulisan foundation yang berasal dari kata dalam
Bahasa Inggris dan memiliki arti yayasan dalam Bahasa Indonesia dibuat dalam
font dan warna yang berbeda (warna merah) untuk menunjukkan dan memperjelas
bahwa program ini berbentuk sebuah yayasan lembaga yang menaungi wujud bakti
dan peduli pada negeri dalam bidang yang sudah dipilih oleh PT. Djarum yaitu
bidang sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan, dan kebudayaan.
Biasanya lambang PT.
Djarum muncul seperti wujud gambar dibawah ini:
Terdapat lambang rokok
sebelum kata ‘djarum’. Akan tetapi lambang tersebut tidak dimunculkan dalam
lambang Djarum Foundation. Maksud dari tidak memunculkan lambang tersebut
adalah disengaja untuk menghilangkan kesan bahwa acara-acara yang berada dalam
naungan Djarum Foundation mendukung gerakan merokok. Gerakan dalam Djarum
Foundation memiliki tujuan mendukung gerakan positif dibidang sosial, olahraga,
lingkungan, pendidikan, dan budaya. Sedangkan dimata masyarakat ditekankan
bahwa merokok membawa dampak buruk bagi kesehatan, prestasi dan lingkungan. Hal
tersebut sesungguhnya ironi namun seperti itulah yang terjadi.
Lambang Djarum Foundation dibuat sedemikian sederhana
tentu memiliki maksud visual effect
tertentu. Pembuat lambang bermaksud agar lambang Djarum Foundation mudah untuk dilihat dan diingat. Sehingga sekali melihat
tanpa membaca kita akan langsung tahu bahwa acara tersebut didukung oleh Djarum
Foundation dan acara-acara yang
didukung oleh Djarum Foundation selalu
acara yang bergengsi dan berkualitas. Hal tersebut sudah akan menarik calon
penonton terlebih dahulu.
2. Nama Program
Acara yaitu Jagongan Wagen
Mengapa acara ini
diberi nama ‘Jagongan Wagen’? Nama acara ini merujuk pada konsepan acara
pertunjukan dan pengapresiasian seni yang dibuat. Kata ‘jagongan’ ditelinga
orang-orang Jawa khususnya Yogyakarta sudah tidak asing lagi. Jika mendengar
kata ‘jagongan’ maka akan teringat rombongan bapak-bapak yang
berbondong-bondong datang dalam sebuah hajatan (pernikahan, orang melahirkan,
maupun khitanan) dan mereka melakukan lek-lekan
(begadang) sambil menyantap hidangan yang disediakan tuan rumah dan
melakukanobrolan-obrolan santai serta melakukan aktifitas hiburan lainnya.
Jagongan Wagen ini
memang mengadopsi tradisi budaya Jawa Jagongan.
Jagongan
dalam Bahasa Jawa memiliki kata dasar jagong yang berarti ‘duduk’ dan diberi akhiran –an yang merujuk
pada sebuah aktifitas. Jadi jagongan adalah sebuah kegiatan duduk bersama atau
berkumpul bersama dan melakukan obrolan dalam suasana yang santai dan akrab. Wagen
juga berasal dari Bahasa Jawa. Ada dua makna terkait kata wagen ini. Pertama, memang asal katanya adala Wage, sebuah nama hari dalam penanggalan Jawa dengan siklus sepasar (tiap lima hari). Jagongan Wagen
ini memang pertama kali diadakan tepat ketika penanggalan Jawa tersebut pada
hari Wage. Kedua, wagen memiliki makna perputaran waktu atau berulang. Hal tersebut
menandakan jika Jagongan Wagen harus ada tiap bulan. Harapannya Jagongan Wagen bisa menjadi ajang
bulanan yang santai dan akrab untuk memperbincangkan dan mengapresiasi seni dan
budaya yang terbuka bagi siapapun. Selain itu Jagongan ini menyediakan hiburan
yaitu pertunjukan oleh seniman dan budayawan lokal Yogyakarta maupun luar
Yogyakarta.
3. Judul Pertunjukan
Judul-judul pertunjukan
Jagongan Wagen tiap edisinya bersifat tematis yaitu sesuai tema. Setiap edisi
membawakan salah satu dari keempat jenis seni yang diusung dan judul selalu
mencerminkan tema pertunjukan dalam edisi tersebut. Penamaan judul-judul ini
pun unik-unik. Selalu dengan diksi yang aneh, nyeleneh dan tidak biasa. Selain itu ukuran huruf pada judul ini
selalu dibuat paling besar atau malah super besar diantara ukuran huruf bagian
lainnya dari poster ini. Bagian judul ini sengaja lebih ditonjolkan dari bagian
yang lainnya. Maksudnya adalah agar orang tertarik melihat judul yang begitu
besar, nyeleneh, dan lain dari
biasanya. Judul dari tiap edisi Jagongan Wagen ini juga selalu memiliki makna
sesuai dengan apa yang ingin disampaikan dalam pertunjukan dikarenakan judul
adalah gerbang utama sebuah pementasan untuk dimaknai oleh calon penonton
maupun pengapresiasi. Untuk bagian judul akan kita ulas lebih dalam bagian
pembahasan selanjutnya menurut bidang seni masing-masing.
4. Ilustrasi yang
mendukung judul
Disetiap poster
publikasi Jagongan Wagen tidak pernah sepi dari ilustrasi baik foto maupun
gambar. Ilustrasi disini dimaksudkan untuk mendukung judul edisi tersebut.
Misalkan saja ketika edisi tari, maka akan muncul gambar-gambar para penari
yang sedang bergerak indah dan atraktif, atau ketika edisi teater ditampilkan
gambar-gambar orang dengan ekspresi wajah bermacam-macam.
5. Nama-nama Seniman
Biasanya calon penonton
pertunjukan ingin mengetahui siapa saja yang akan tampil agar tidak merasa
kecewa ketika sudah menontonnya. Selain itu jika nama penampil menarik dalam
artian si penampil adalah orang yang sudah terkenal master dibidangnya, hal
tersebut juga akan meningkatkan daya tarik bagi calon penonton. Maka dari itu nama
para seniman yang akan melakukan pertunjukan pada edisi tersebut selalu
dicantumkan. Pencantuman nama-nama pelaku seni inipun biasanya diletakkan
dibawah judul atau di space yang longgar dengan font yang tidak besar agar
tetap menarik perhatian. Maksud lain pencantuman nama-nama pelaku seni tersebut
adalah jika mereka orang yang belum begitu terkenal namanya di dunia seni,
dengan dicantumkan dalam poster publikasi tersebut juga sekaligus mem-publish atau memberitahukan pada
khalayak ramai seniman-seniman baru tersebut.
6. Hari, Tanggal, dan Waktu
pertunjukan
Bagian ini mutlak
diperlukan ada dalam poster publikasi sebuah acara karena informasi ini yang
dibutuhkan oleh calon penonton. Hari, tanggal, dan waktu sebuah acara vital
keberadaannya agar calon penonton bisa menyiapkan untuk meluangkan waktu dari
jauh-jauh hari diwaktu pertunjukan tersebut. Dibuat dengan huruf yang sederhana
dan ukuran yang agak besar agar calon penonton dengan mudah bisa membaca kapan,
dimana, dan pukul berapa acara tersebut akan dilaksanakan.
7. Alamat
Bagian ini juga mutlak
diperlukan dalam sebuah publikasi acara agar calon penonton tahu dimana letak
tempat pertunjukkan. Alamat harus dituliskan sejelas mungkin agar calon
penonton tidak salah tempat ketika ingin menghadirinya. Jika alamat yang
diberikan jelas,
8. Harga Tiket Masuk (HTM)
Sebuah pertunjukan ada
yang menggunakan tiket berbayar, ada pula yang digratiskan. HTM ini juga perlu
ada agar jika menggunakan tiket berbayar, calon penonton bisa mempersiapkan
biaya untuk membeli tiketnya. Sedangkan untuk acara Jagongan Wagen ini tidak menggunakan
tiket atau gratis. Biasanya sebuah pertunjukan yang tidak dikenakan biaya akan
mencantumkan besar-besar bahwa acara mereka gratis. Namun tidak dengan Jagongan
Wagen, meski gratis, tulisan tersebut ditulis dengan ukuran huruf kecil, hanya
warnanya saja yang dibedakan (warna merah). Hal ini juga bukan tanpa alasan.
Jagongan wagen bukan ingin menarik calon penontonnya dengan sebuah acara
gratisan akan tetapi lebih ke menarik penontonnya dengan konten acara yang
sedang diadakakan.
9. Lambang Padepokan Seni Bagong
Kussudiarja beserta Jaringan informasi yang bisa digunakan untuk menghubungi Yayasan
Bagong Kussudiarja (YBK) meliputi nomor telepon, alamat website, alamat e-mail,
dan alamat jejaring sosial.
Berikut
adalah analisis judul-judul tiap edisi Jagongan Wagen:
1. Poster
Jagongan Wagen Versi Tari
Gambar-gambar diatas
adalah contoh beberapa poster publikasi Jagongan Wagen Edisi tari. Ada empat
poster publikasi edisi tari yang diambil, yaitu:
a. Lestari
Meruang Masa
LESTARI MERUANG MASA,
dari bentuknya ditulis dengan huruf kapital semua, ukuran huruf yang super
besar dan hampir setengah bagian dari poster. Dari diksi yang dipilih yaitu Lestari Meruang Masa bisa kita lihat
ada permainan bunyi disana. Meruang Masa
menciptakan efek bunyi yang indah ketika diucapkan. Selain itu dalam kata
‘lestari’ termuat kata ‘tari’ yang menunjukkan ketematisan judul. Lestari dalam KBBI offline adalah kata
sifat yang berarti tetap seperti keadaan semula, tidak berubah, bertahan,
kekal, atau jika dijadikan dalam kata kerja berarti menjaga kelangsungan hidup.
Meruang berarti sebuah kegiatan
menyucikan mayat. Masa berarti
waktu, ketika, saat. Jadi jika disimpulkan judul Lestari Meruang Masa berarti mempertahankan
kesucian sebuah waktu dalam tarian.
Poster publikasi edisi
ini didasarkan pada konteks untuk melestarikan waktu-waktu yang digunakan untuk
bergerak dan mengajarkan agar kita selalu bergerak (tidak malas).
b. Awake
Awak: Seni Butuh Tubuh Utuh Tuh
AWAKe
AWAK: Seni Butuh Tubuh Utuh Tuh, begitulah judul edisi
ini ditulis. Unsur tematis judul ditandai oleh kata ‘awak’ yang berasal dari Bahasa Jawa dan berarti ‘badan’. Mengapa
badan? Karena menari membutuhkan keseluruhan badan untuk bergerak. Maka dari
itu ada penegasan lagi pada sub judul yang juga memberikan efek permainan bunyi
yaitu ‘Seni Butuh Tubuh Utuh Tuh’.
Dominasi konsonan B dan T , vokal U, serta rima ‘uh’ menghasilkan bunyi yang
berwibawa dan bijaksana ketika diucapkan. Bermaksud juga memberikan penegasan
yang berkali-kali terhadap kata utama dalam judul. jika diartikan secara penuh,
judul ‘Awake Awak: seni Butuh Tubuh Utuh Tuh’ adalah ‘Badannya badan. Seni membutuhkan
tubuh yang utuh sepenuhnya untuk ikut bergerak’.
Konteks poster edisi
kali ini adalah ingin memperlihatkan pertunjukkan tari dan menyadarkan kembali
pada pelaku seni, pengapresiasi, maupun penonton yang hanya dengan maksud
mencari hiburan bahwa tari adalah sebuah seni gerak yang membutuhkan kerjasama
yang apik dari keseluruhan bagian
tubuh agar bisa menciptakan gerakan tarian yang indah, atraktif, dan bisa
menyampaikan maksud tertentu.
c. Makin
Bergerak Makin Banyak
Makin
berGERAK Makin BANYAK, seperti itulah penulisan judul dalam
edisi ini. Yang ditonjolkan adalah kata ‘gerak’ dan ‘banyak’. Yang pertama
adalah untuk menciptaka efek bunyi indah ketika diucapkan. Selain itu akan
membuat orang yang melihat bertanya-tanya. Apa yang jadi ‘banyak’ karena
‘gerak’? Gerak adalah peralihan kedudukan baik sekali maupun berkali-kali.
Dasar dari tari adalah gerak, memindah-mindahkan bagian tubuh dari tempat yang
semula secara berkali-kali. Kemudian secara utuh dalam judul dikatakan ‘Makin
Bergerak Makin Banyak’, berarti semakin memindah-mindahkan tubuh ke berbagai
bentuk dan dalam berbagai tempat maka akan semakin banyak gerak indah yang kita
ciptakan.
d. Tari
Imajinari
TARI
IMAJINARI, ditulis dengan huruf kapital semua namun dengan
warna tinta yang berbeda pada kata ‘imajinasi’ yang terdapat dalam kata
‘imajinari’. Kata ‘imajinari’
sendiri berasal dari kata ‘imajinasi’ yang huruf ke-8 yaitu S diganti oleh
huruf R agar menciptakan rima yang indah ketika dibaca. Unsur tematisnya yaitu
pada kata ‘tari’ dan ‘nari’. Imajinasi
dalam KBBI offline berarti daya pikir
untuk mengembangkan atau menciptakan gambar berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang, atau juga bisa diartikan khayalan. Sedangkan ‘tari’ adalah gerak badan yang
berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian. Kata ‘nari’ adalah bentuk kata kerja dari tari. sehingga jika diartikan,
judul Jagonagn Wagen kali ini ingin menyampaikan bahwa tari berasal dari
khayalan yang digerakkan nyata oleh badan.
Dari segi pemilihan
judul, seperti itulah kajian diksi, rima, irama, serta kesesuaiannya dengan
konteks pertunjukkan yang akan dibawakan dalam tiap edisi. Sedangkan dari segi ilustrasi, semua poster Jagongan
Wagen edisi tari ini selalu menampilkan potret-potret penari yang menampilkan
pose gerakan kontemporer ekstrim maupun potret yang sudah diedit menjadi siluet
namun tetap menampilkan lekuk tubuh seorang yang sedang menari. Poster
publikasi Jagongan Wagen edisi tari ini secara visual selalu lebih menarik dari
visualisasi poster edisi yang lain karena banyaknya dan bebasnya pose-pose
indah yang bisa dibentuk oleh gerakan tari.
2. Poster
Jagongan Wagen Versi Musik
Gambar diatas adalah
dua contoh poster publikasi Jagongan Wagen edisi Musik.
e. Ramusikap
RAMUSIKAP
ditulis dengan huruf kapital semua dan dibedakan warnanya pada kata ‘musik’.
Dalam judul ini terdapat tiga unsur kata yaitu ‘ramu’, ‘musik’, dan ‘sikap’.
Unsur tematisnya sudah jelas tertera dan ditonjolkan dalam visual judul diatas
yaitu ‘musik’. ‘Ramu’ dalam KBBI berarti kata kerja untuk kumpul, urun,
menjadikan satu. Jika ditambah awalan me- maka akan menjadi mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan atau meramu. ‘Musik’ adalah ilmu atau
seni yang menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungannya
temporal untuk emnghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan. Sedangkan ‘sikap’ memiliki beberapa makna yaitu 1) tokoh atau
bentuk tubuh 2) cara berdiri 3) perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan
4) perilaku atau gerak-gerik. Jika disimpulkan maka maksud dari judul edisi ini
adalah ajakan untuk meracik sikap baik itu perbuatan atau perilaku yang hanya
bisa dirasakan dan meramu bentuk tubuh yang bisa dilihat denagn mata melalui
musik.
f. Masak
Musik Mas Yuk
Unsur tematis langsung
bisa terlihat karena kata ‘musik’ dalam judul edisi kali ini berdiri sendiri.
Ditulis dengan huruf kapital dan menggunakan dua warna untuk mebedakan tiap
katanya. MASAK MUSIK MAS YUK. Diramu
dengan rima yang begitu bagus untuk diucapkan. Aliterasi M, S, dan K serta
asonansi A dan U. Masak Musik Mas Yuk, sekilas saja kita sudah bisa menangkap
bahwa judul tersebut merupakan sebuah ajakan dengan menghadirkan kata ‘yuk’
dibelakangnya. Masak disini memiliki beberapa arti yaitu jika diberi awalan me-
akan menjadi kata kerja memasak yang berarti mengolah suatu bahan pangan hingga
matang, dan kedua masak disini berarti matang. Bisa kita simpulkan bahwa makna
judul ini adalah sebuah ajakan untuk memasak musik atau mengolah musik hingga
benar-benar matang, dan yang diajak adalah ‘mas’. ‘Mas’ dalam bahasa jawa
adalah sebuah panggilan untuk memanggil saudara maupun orang yang belum
dikenal. Memang identiknya yang dipanggil ‘mas’ adalah seorang laki-laki yang
belum menikah, namun dalam budaya Jawa, ‘mas’ juga digunakan untuk memanggil
seorang yang berjenis kelaim perempuan yang juga belum menikah. Jadi dalam
acara ini Jagongan Wagen mencoba untuk mengajak dan menarik minat para
muda-mudi untu hadir dan berapresiasi terhadap musik disana.
3. Poster
Jagongan Wagen Versi Teater
Diatas terdapat dua
contoh poster Jagongan Wagen dalam edisi Teater.
a. Sandiwara
Teater Super Menyenangkan
Sandiwara
Teater Super Menyenagkan ditulis semua dengan huruf kapital
akan tetapi memakai variasi ukuran huruf. Kata ‘sandiwara’ dan ‘teater’
disini dibuat lebih jelas dengan ukuran huruf yang lebih besar. Sandiwara
Teater jelas sudah menunjukkan letak tematis dari judul ini. Judul ini sangat
sederhana dan mudah diingat. Maksudnya yaitu ingin menyampaikan bahwa Sandiwara
teater itu adalah pertunjukan yang menyenangkan.
b. Pas
Le Kelakon
Pas
Le Kelakon merupakan bahasa Jawa yang artinya adalah terjadi
pada waktu yang tepat. Letak tematisnya adalah pada kata ‘kelakon’ yang
mengandung kata ‘lakon’. ‘Lakon’
identik dengan tokoh dalam sebuah pertunjukan teater. Sedangkan dari arti
bahasa Indonesianya, judul ini mengangkat sisi waktu yang merupakan salah satu
unsur vital dalam sebuah pementasan teater atau drama.
4. Poster
Jagongan Wagen Versi Pantomim
Kesenian yang terakhir
ini adalah kesenian yang sekarang sudah mulai pudar peminatnya ataupun
orang-orang yang bisa memainkannya sudah terbatas yaitu Seni Pantomim. Ada dua
poster yang diambil sebagai sampel yaitu:
a. Main
Mime Menggelikan
Main
Mime Menggelikan, unsur tematisnya terdapat pada kata ‘mime’ yang merupakan penyebutan lain
dari seni pantomim. ‘Mime’ sendiri berasal dari kata Bahasa Inggris yang
berarti badut atau pelawak. Bermain mime atau pantomim memang cenderung lucu
karena tingkahnya yang khas. Maka dari itu muncullah judul sedisi ini yaitu
Main Mime Menggelikan.
b. InMimerium
Karena mulai
terbatasnya pelaku seni pantomim, maka tema yang ada pada judul edisi ini
diangkat. In Mimerium yang terdengar
seperti kata ‘in memorium’ (mengingat
seseorang yang sudah meninggal atau sesuatu yang sudah tidak ada) seperti ingin
memperingati berkabungnya atas semakin berkurangnya seniman pantomin di negeri
ini.
V.
KESIMPULAN
Wacana
poster publikasi Jagongan Wagen ini merupakan sebuah media publikasi, iklan, atau
mempromosikan sebuah acara bernama Jagongan Wagen yang memiliki struktur serta
bahasa yang khas untuk menarik minat para calon penonton. Struktur poster
setiap edisi memuat unsur-unsur yang sama. Pilihan kata yang digunakan
sederhana namun disusun secara unik agar memiliki rima yang bagus ketika
diucapkan dan seolah-olah dibuat menjadi kalimat yang tidak tuntas agar
menimbulkan rasa penasaran bagi orang yang membaca poster tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyana.
2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis
Wacana. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Kusuma,
Yuliandi. 2009. Trik Paten Poster Keran. Jakarta: PT. Grasindo.
Ybk.
Or.id