Kamis, 19 April 2018

Dermaga yang Sunyi [Puisi]

pioneerphotography.com



Suaranya berderu saat lepas jangkar. 
bila saja ia toleh sedikit,
leleh mata dermaga akan tampak nyata jika bukan kabut yang menutupinya.
Ia terus, terus, dan terus masuk ke lautan yang lebih luas.

Bagi Dermaga,
kini hanya bayangan punggungnya yang tersisa di balik kabut.
Dilepasnya gelisah bersama embusan angin,
berharap dibawa ke antah berantah.
Sampai seribu purnama,
Dermaga yang sunyi berjanji takkan goyah pasaknya meski pasang dan surut tiada henti.
Bertanya ia pada kabut,
"kau bawakan bayangnya?" |
Dan kali ke seribu kabut menjawab
"Tak pernah ku temukan bayangnya, bahkan sampai palung terdalam sekalipun" |

Hari ini tepat purnama ke seribu satu.
Telah lunas janji Dermaga.
Satu persatu pasaknya rubuh.
"Sudah habis purnamaku,
namun bayanganmu tak pernah lagi ku temukan berdenyut
di air atau di langit. Kabut pun tak bisa menemukanmu.
Tunai sudah janjiku,"
begitu ucap Dermaga
sebelum jatuh dan hancur berkeping dihantam ombak.